Waktu adalah kesempatan, dimana waktu memberi kita kesempatan untuk berjuang mencari kebahagiaan dan kesuksesan hakiki bersama orang yang dikasihi. Lalu apakah kau telah menggunakan kesempatan itu dengan sebaik mungkin? Atau malah kesempatan itu kau siakan. Dan kau tahu? Waktu tidak akan peduli, ketika kesempatan yang diberikan Tuhan itu habis, maka terhentilah ia. Degup jantung yang menjadi tak bergeming, detak jam yang kemudian menjadi hening.
Dan waktu telah memperjalankan kita, hingga pelayaran ini tiba disuatu masa.
Dek, sejak kecil Umi dan Ayah mendidik kita agar dapat mencapai kesuksesan hakiki kita. Sedari kecil Umi dan Ayah mengajarkan agar kita saling menyayangi satu sama lain, saling merangkul dan melindungi. Dan kita harus menjadi tim yang solid, sama-sama membangun dan saling melengkapi antara satu dan yang lainnya. Dek, aku memiliki banyak kekurangan yang kekurangan pada diriku itu menjadi kelebihan kalian, begitupun sebaliknya. Bersamalah kita menggenggam, bersamalah menyongsong bukan hanya masa depan, namun juga Jannahnya.
Selamat dek, kakak bangga padamu, kamu telah memberikan mahkota kemuliaan itu pada Umi dan Ayah. Selamat dek, kamu menjadi hafidzha seperti cita-cita Umi dan Ayah yang ingin mempunyai anak seorang hafidzha. Selamat dek, kamu telah menerbitkan senyum haru diwajah Umi dan Ayah. Kakak sayang kamu de, sayang sekali. Tepat pada hari Rabu, 20 Mei 2015 pukul 11.18 kakak menerima sms dari ayah bahwa kamu sudah menyelesaikan 30 juz pada umurmu yang belum genap 14 tahun, saat itu juga aku menangis, bahagia dan bangga. Sayang memupuk rindu menjadi bertumbuh, sudah hampir 1 bulan kita tidak bertemu. Semoga kita tetap menjadi tim yang solid ya dek, I love you.
Kapan kita liburan bareng lagi ya dek? Waktunya belum tepat menurut-Nya. Rinduuuu.